Kontroversi Gay-lesbian


Indonesia kembali guncang berkenaan rencana digelar pesta akbar kongres gay-lesbian sejagat yang di kemas dalam label the International Lesbian and Gay Association (ILGA) Asia Regional Coference. Acara yang konon sering digelar di luar negeri ini seperti China , India , Singapura , Thailand , kini mulai merambah bergeser ke Indonesia . Bahkan Indonesia bakal jadi tuan rumah.
            Tentu hal ini menuai penolakan keras dari sejumlah pihak, terutama dari ormas islam seperti FPI, MUI, FPUI serta masyarakat lainya, karena hal itu dinilai bertentangan dengan hukum agama di Negara Indonesia. Indonesia adalah Negara yang kental dengan adat ketimuran, “unggah-ungguh” serta sopan santun dan dasar agama yang kuat sudah tentu hal itu bertolak belakang dari jati diri bangsa maka pantas di tiadakan. Dalam hadistpun juga sudah jelas bahwa laki-laki dan perempuan di ciptakan untuk berpasang-pasang, namun kalau laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan berpasangan, bukankah itu sudah dinamakan pelencengan?



"Mereka tidak malu bahkan bangga menggelar pesta akbar kongres Gay-Lesbian meski menuai kontra di berbagai pihak."


           Sejenak mari kita berfikir dan renungkan, dengan adanya kontroversi nekat sejumlah kaum komunitas gay-lesbian, tak sepantasnya kita langsung menyalahkan atau memfonis mereka sebagai umat yang membangkang. Manusia di dunia ini hanyalah ibarat wayang, segala sesuatunya atas kehendak sang dalang, begitu juga dengan kaum gay-lesbian, mereka tak pernah mengharapkan ketidaknormalan itu harus mereka tanggung, namun fakta yang ada, seperti nasib, rejeki, hidup dan mati seseorang sudah di tentukan atau di gariskan oleh sang kholik. manusia tinggal menjalani saja, sehingga tak ada salahnya jika manusia berusaha, ingatlah pada sebuah hadist lain  bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mau merubahnya sendiri, yaitu dengan berusaha untuk menjadi yang terbaik .
            Bagi seorang gay atau lesbian jangan pernah putus asa dan menanggap diri paling murka di hadapan Tuhan, namun pandanglah hal ini dari sisi orang lain yang tak pernah memandangnya, buatlah ketidaknormalan itu membawa diri kalian menjadi hamba yang patuh dan taat.. Ambil hikmahnya, bahwa kalian mampu mengemban tugas yang tak pernah orang lain dapatkan yakni menahan diri dari ketidaknormalan itu.
 
            Memang sulit meruncingkan permasalahan ini agar  dapat di temukan titik temu yang jelas karena di agama manapun tak pernah ada yang merestui hubungan gay-lesbian, akan tetapi alangkah bijaksananya jika pernah terbesit di pikiran ini untuk ulurkan tangan kita, menyapa mereka, dekati, bangkitkan mereka dari kubangan dosa yang akan terus membuatnya semakin hancur dan termakan oleh nafsu sahwat yang telah membuat mata batinya kabur  pada agama. akibat keringnya iman itulah yang sering membuat manusia lupa dimana mereka berdiri, di jalan yang salah ataupun benar.
Komunitas gay-lesbian memang harus di tumpas namun bukan berarti untuk orang-orangnya, justru mereka harus di selamatkan agar tidak kebablasan dan menjadi manusia yang gagal dalam meniti roda kehidupan.

9 komentar:

  1. Aku yo ga setuju dg itu...
    komentari juga puisiku yoww

    BalasHapus
  2. oke...
    ada oponi g mengenai tema dari artikel diatas...hehehe

    BalasHapus
  3. wan cri artikel yg menrik doooooong?????
    slain gay gtuuuuu
    oyaaaaa
    TQ ya komenny ........

    BalasHapus
  4. wahhh... bagus bener blog nyaaaa???
    mau donk diajarin ben ikut-ikutan bagus. tp gratis yaaa. heheheeeee
    thanks for comen2xnya. heheeee
    yg ngapresiasikan km aja katanya mau jd sastrawan dunia. wkwkwkwwkkkk

    BalasHapus
  5. ya ya sang jurnalis neh tulisannya tak kalah dengan wartawan, apa karena nama mu wawan.

    BalasHapus
  6. ngece...Sungguh T-E-R-L-A-L-U,,,hehehe

    BalasHapus
  7. wahhhhh.....
    jurnalis baru nie...
    terus lanjutkan ya,,,,
    q tunggu karyamu yang selanjutnya.

    BalasHapus
  8. q juga tunggu karya kalian sobat, teman seperjuanganku...hehehe

    BalasHapus